Seorang ahli
teori yang luar biasa, Archimedes adalah salah satu ahli matematika terhebat di
dunia kuno. Menerapkan kejeniusannya untuk memecahkan masalah-masalah praktis,
ide-ide aslinya memunculkan penemuan-penemuan serta tulisan-tulisan dalam
geometri, matematika, mekanika dan fisika yang masih bermanfaat hingga saat
ini.
Lahir di
Syracuse sebuah negara yunani di sicily yang di kenal saat ini. Achimedes
mengikuti jejak ayahnya Phidias dengan belajar, astronomi dan matematika. Pada
awal karirnya, dia pergi ke mesir untuk belajar di Alexandria, pusat
pembelajaran di dunia kuno. Disana, dia mungkin mengenal pikiran-pikiran
cemerlang seperti Eratosthenes dari Cyrene, kepada dia membahas metode teorema
mekanika. Archimedes kemudian kembali ke Syracuse, diman raja Hieron II – yang
mungkin kerabat – menjadi pelindungnya.
Archimedes
adalah seorang polimatik yang mengubah kecerdasannya ke sejumlah masalah,
tetapi subyek pembelajaraannya yaitu geometri. Begitulah pengabdiannya pada
studi bentuk yang dia lihat penemuannya sebagai perbandingan. Dia adalah orang
pertama yang menghitung nilai perkiraan
[pi] – rasio keliling lingkaran terhadap
diameternya. Dan dalam karyanya On Conoids and Spheroids, dia menetapkan cara
menghitung volume dari geometri padat. Archimedes dianggap salah satu
pembuktiaan matematika tersebut – bahwa volume bola itu terbungkus oleh
silinder adalah dua pertiga dari silinder – untuk menjadi pencapaian
terbesarnya, dan dia meminta bentuk yang akan di ukir di batu nisannya.
Penugasaan kerejaan si
penulis Romawi, Vitruvius mencatat kemungkinan kisah apokrip tentang bagaimana
penemuan terpenting Achimedes dibuat. Raja Hieron II curiga bahwa mahkota
barunya bukan emas murni, jadi dia meminta ilmuwan utamanya untuk menyelidiki.
Setelah menimbang mahkota, Archimedes menyadari bahwa jika dia juga tahu volume
yang diambil, dia dapat menghitung kerapatannya – dan karena logam memiliki
kerapatan yang berbeda, dia dapat membuktuian apakah itu adalah emas murni.
Archimedes memikirkan bagaimana cara mengukur volume benda tidak beraturan pada
kunjungan ke pemandian umum. Ketika dia masuk ke bak mandi, dia melihat air
naik dan tumpah ke samping dan dia merasa lebih ringan. Dia dikatakan telah
berteriak “Eureka!” (Aku menemukannya) dan berlari pulang dengan telanjang. Dia
telah menyadari bahwa volume air yang tumpah dari bak mandi sama dengan volume
tubuhnya, dan bahwa suatu benda yang direndam cairan menerima gaya ke atas yang
sama dengan berat cairan yang dipindahkannya.
|
Berikan aku tuas dan tempat untuk berdiri dan saya
akan memindakan bumi (Archimedes) |
Dalam praktiknya, efek
air yang tumpah oleh mahkota akan kecil dan sulit diukur. Sebagai gantinya,
Archimedes mungkin telah mengukur upthrust dengan menggantungkan mahkota dan
berat emas yang sama di kedua ujung tongkat horizontal, yang turunkan kedalam
air. Archimedes menyatakan jika mahkota itu adalah emas murni, kedua benda akan
menerima Upthrust yang sama dan tongkat akan tetap sejajar.
Prinsip Archimedes
seperti yang kemudian dikenal, juga digunakan secara militer. Archimedes
menggunakannya untuk mendesain Syracusia yaitu kapal berpenumpang 2.000 orang
yang diberikan sebagai hadiah bagi Ptolemy III dan menyusun tuas dan katrol
untuk meluncurkan kapal. Armada kerajaan juga mendapat manfaat dari sekrup
Archimedes, sebuah alat yang mungkin telah dilihatnya di Mesir karena memompa
air dari lampung kapal. Ketika Syracusia dikepung oleh bangsa Romawi pada tahun
213 SM, Archimedes menemukan Claw Archimedes – kait mekanis yang dirancang
untuk mengangkat kapal musuh oleh haluan, melemparkan pelaut ke laut dan
terbalik atau merusak kapal. Terlepas dari perintah bahwa dia tidak boleh
dilukai, dia di bunuh oleh seorang prajurit Romawi tahun 212 SM.